Anakku
yang pertama, gadis. Masih kelas 1 SD. Kata tetangga, wajahnya gak nurun
bapaknya, tapi cantik nuruni wajah ibunya. Pernyataan yang wajar plus biasa
dari tetangga. Dan saya cuma tersenyum nge-responnya. Sebab jika dipikir lebih dalam, justru malah
aneh kalau anak gadis pertamaku nuruni wajah bapaknya alias wajahku. Wong kata
istriku, aku itu ganteng. Masak anak gadis punya wajah ganteng, kan lucu. Dan saya kira, semua pasti sepakat dengan
pendapat saya. Kalaupun tak sepakat, dan jika berani mengeluarkan
ketidaksepakatan tersebut, monggo mawon COMMENT
di halaman yang sudah disediakan. Hehe..
Kembali
kepada masalah anak gadisku. Jika
ditaksir secara acak, usianya masih 7 tahun lebih dikit. Tapi, gayanya tuh,
mirip banget sama mbak-mbak yang sering nongol di teve pada jam tujuh sampai
jam delapan malam. Tak perlu lah kita menyalahkan teve. Tak perlu juga kita
membanding-bandingkan tayangan teve tempo dulu dengan tayangan teve tempo kini,
apalagi menyalahkan si pemilik STASIUN TEVE yang cuman berpikir uang, uang dan uang tanpa
memikirkan perkembangan moral dan mental anak-anak kita selaku penunggu setia
acara-acara yang mereka tayangkan. Karena, yang perlu disalahkan adalah KITA , Orang
Tua alias si pemilik TEVE tersebut.
Seorang
kawan di medsos pernah bilang gini lewat status yang ditulisnya, “Ayo kita
Boikot Teve. Selamatkan anak-anak kita dengan tidak Beli Teve.”
Waduh,
kalo dengan solusi yang seperti ini, rasa-rasanya saya sendiri masih perlu
mikir sepuluh kali alias belum setuju. Sebab, secara pribadi saya sendiri masih
membutuhkan teve buat hidup dan kehidupan saya. Wong saya sendiri kalo tidur
malah sering didepan teve.
Lalu,
bagaimana caranya ya?? Caranya, ya itu,
sudah dijawab oleh judul artikel ini. Hanya saja, setuju atau tidak setujunya,
itu sih urusan masing-masing. Yang terpenting, apapun bentuk cara kita, AYO, JAUHKAN
ANAK-ANAK KITA DARI SINETRON YANG KELABAS BEBAS DENGAN TIDAK NONTON SINETRON.
No comments:
Post a Comment
Hindari Komentar yang mengandung Spam, P*rn* dan SARA.